= Det's Time =
= Pesen Kamu =
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
= Cari Info =
= Where are You? =
= Det's Visitors =
= Det's Banner =
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Select All -> copy -> Paste it on sidebar
=Welcome to Our Guess=
*
*
= Country Visitors =
= Template by =

Free Blogger Templates
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
BLOGGER

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Sunday, December 03, 2006
Beberapa tulisanku yang termuat di Media....
Ini aku tampilin karyaku, yang sempet ke muat di media. Mungkin bisa jadi inspirasi buat yang mengunjungi blog-ku. Tapi hal pertama yang harus kita miliki adalah Jadikan Islam sebagai ideology dalam diri. Dengan begitu kita jadi bisa ngeliat segala persoalan dari kacamata yang bener. Gak asal menganalisa. Second, kita kudu tau karakter yang dimiliki oleh media tersebut. Kalo udah ngenal karakternya, kita jadi bisa masukin bahasan en analisa sesuai ma gaya bahasa media tersebut.
Ini termuat di Media Surya :

BBM naik lagi, bukti gagalnya Sistem

Keresahan masyarakat akan muncul kembali. Pemerintah merencanakan kenaikan BBM lagi akhir tahun ini. Tak pelak, kenaikan ini bakal menuai banyak protes kembali. Pemerintah menilai bahwa kenaikan kali ini adalah untuk mengurangi beban masyarakat. Menurut ekonom Bank Mandiri, jika pemerintah menaikkan lagi harga BBM menjelang akhir tahun ini, maka tekanan terhadap inflasi akan semakin tinggi (Surya, 12 Agustus 2005). Belum lama ini harga sembako di Surabaya mengalami kenaikan (Surya, 15 Agustus 2005). Akibatnya, daya beli masyarakat terhadap barang-barang yang lainpun mengalami penurunan. Bisa jadi akan banyak perusahaan yang gulung tikar dan berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Bila ini berlangsung terus menerus, tak bisa dihindari angka kemiskinan akan semakin meningkat.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Inilah bukti gagalnya sistem yang digunakan. Selama sistem di Indonesia masih memakai sistem seperti saat ini, yang notabene adalah sistem kapitalis, perubahan ke arah lebih baik tak akan pernah tercapai. Siapa yang memiliki modal (kapital) lebih besar, maka dialah yang memenangkan pertarungan, sedangkan yang memiliki modal kecil dia akan semakin terinjak. Itulah prinsip dasar sistem ekonomi kapitalis. Apakah sistem seperti ini mampu membawa perubahan? Saya yakin tidak. Malah, bakal membuat Indonesia mengalami keterpurukan yang berkepanjangan. Hanya ada satu solusinya, yaitu menggunakan sistem yang benar-benar mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Mengganti sistem saat ini secara total dengan sistem baru yang lebih shohih, apalagi jika bukan sistem yang berasal dari pencipta manusia?!
----------------------------------------------
Benarkah kita telah merdeka??

Membaca opini yang ditulis oleh ibu Neni Utami yang berjudul Sudahkah Kita Merdeka? (Surya, 15 Agustus 2005), saya jadi tergelitik untuk menanggapi. Saya setuju dengan pernyataan beliau yang menyatakan bahwa kita belum benar-benar merdeka. Kemerdekaan yang kita rayakan tiap tahunnya adalah kemerdekaan semu. Memang, kita telah terlepas dari penjajahan fisik. Namun penjajahan yang lainnya masih kita rasakan di berbagai bidang. Kebergantungan kepada pihak asing, khususnya negara-negara besar masih demikian tinggi. Sistem dan aturan yang ada masih banyak ‘mengekor’ pada barat. Tak heran bila di Indonesia ‘lahir” koruptor mulai kelas teri sampai kelas berdasi. Mengapa koruptor tersebut bisa semakin ‘subur’? Tak lain karena sistem yang melingkupinya amatlah mendukung bagi aktivitas tersebut.
Dalam hal ini kita tak bisa menyalahkan sepenuhnya pada ‘sang koruptor’. Walaupun dari segi individu mereka memang layak disalahkan. Namun, sekuat-kuatnya keyakinan tak lepas dari pengaruh lingkungan dan sistemnya. Maka dari itu, tak bisa kita hanya melakukan perbaikan dari sisi individu semata, bila sistem dimana kita hidup dan beraktivitas masih seperti sekarang, yaitu kapitalis sekulerisme. Dan selamanya kita tak akan mencapai kemerdekaan yang hakiki. Satu-satunya the way of freedom adalah dengan beralih pada sistem yang benar-benar shohih, yang mampu melindungi keyakinan individunya dan membawa kesejahteraan bahkan kemerdekaan bagi masyarakat seutuhnya. Yaitu sistem dan aturan yang berasal dari Pencipta manusia.
--------------------------------------------
Kondom?? Bukan Solusi HIV/AIDS

Gencarnya sosialisasi kondom di berbagai instansi dan sekolah-sekolah, sedang dilakukan oleh pemerintah, untuk peningkatan mutu kesehatan masyarakat. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberantas HIV/AIDS, yang makin meningkat tiap tahunnya. Beberapa pihak terkait amat berantusias untuk melaksanakan program ini. Dengan mendirikan ATM kondom untuk masyarakat dan pengenalan kondom ke sekolah-sekolah.
Bila ditilik sejenak, memang kondom dapat mencegah penularan HIV/AIDS pada orang lain. Namun, tidak menutup kemungkinan kondom mampu “dibobol” oleh virus yang mematikan itu. Di lain pihak, dengan adanya kondom, FreeSex dan gonta-ganti pasangan makin banyak terjadi, karena mengira ada yang bisa mencegah kehamilan dan tertularnya HIV/AIDS. Apakah ini yang diharapkan dari adanya sosialisasi kondom? Akan jadi seperti apa masa depan negeri ini jika pemuda-pemudinya sudah terbius oleh budaya freesex? Itulah akibat dari menyelesaikan masalah hanya melihat persoalan secara parsial, tidak sampai ke akar persoalan. Peningkatan moral individupun tidak menyelesaikan kondisi ini.
Seharusnya, yang kita lakukan adalah mencari solusi bagaimana agar AIDS tidak sampai makin merebak, yaitu dengan menjaga sistem pergaulan yang terjadi. Sistem yang seperti apa yang mampu menjaga kemuliaan manusia dan menjunjung tinggi harkat manusia? Tentu saja sistem dan aturan yang berasal dari ‘sesuatu’ yang paling memahami potensi manusia. Siapa lagi jika bukan aturan dari Pencipta manusia. Semuanya telah tertuang dengan jelas dalam petunjukNya, Al Qur’an dan As Sunnah. Itulah sebenarnya solusi shahih memberantas HIV/AIDS sampai ke akar-akarnya.
-----------------------------------
Reshuffle Kabinet, apakah sebuah solusi?

Keadaan negeri yang makin memburuk membuat pemerintah memutar otak untuk mencari solusinya. Salah satunya reshuffle kabinet. Karena diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan baru di kalangan masyarakat. Sebuah sumber di istana menyatakan presiden sudah memanggil sejumlah calon menteri pengganti menteri-menteri yang lama. Bahkan partai-partai peraih suara mayoritas telah mengajukan jatah kursi menteri pada kabinet. Sampai-sampai Presiden dilema dalam mengambil keputusan. (Surya, 7 November 2005). Apakah reshuffle adalah sebuah solusi? Kita juga tidak bisa begitu saja menyalahkan kinerja pemerintah. Orang-orang yang duduk disana tidak bisa dianggap enteng. Mereka memiliki kredibilitas yang mumpuni, kapabilitas yang bagus dan akhlak yang jempolan. Mereka juga ‘bekerja keras’ untuk memperbaiki kondisi negeri kita.
Sampai sekarang yang sering dilakukan hanyalah perbaikan yang bersifat superfisial dan parsial saja. Pemberian BLT untuk Gakin, BOS untuk sekolah dan subsidi lainnya menimbulkan masalah lain. Faktanya dari masa ke masa malah makin memburuk. Angka kemiskinan kian meningkat, remaja-remaja kita makin gak karuan gaya hidupnya, kejahatan membuat kita merasa was-was setiap keluar rumah. Ironis memang. Padahal pergantian orang telah dilakukan oleh setiap pemerintahan. Mengapa tidak ada hasilnya? Bukanlah salah pada individunya. Tetapi sistem yang menaungi negeri ini tidak sesuai dengan hakikat diri manusia dan tidak memiliki standar yang jelas. Hukum yang ada adalah hukum buatan manusia, dimana memungkinkan adanya saling menonjolkan keegoan masing-masing demi mendapat kebahagian bagi dirinya. Jadi, me-reshuffle kabinet seribu kalipun tidak akan mampu menyelesaikan masalah negeri ini. Karena akar permasalahannya belum terselesaikan.
Kita membutuhkan sistem, dimana menjadikan ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan kebijakan negara sebagai pilar pengokohnya. Jadi, yang harus kita lakukan adalah merevisi sistem yang mengacu pada aturan Sang Pencipta adalah solusi yang sebenarnya. Me-reshuffle kabinet atau memperbaiki kinerjanya bukanlah sebuah solusi.
-------------------------------------------------

Mungkin hanya 3 itu dulu. Sebenernya ada banyak. Karena Alhamdulillah, tulisan yang Det kirim hampir semuanya kemuat. Yaa..dengan ijin Allah juga sih.... Semoga bisa memberikan kontribusi ke masyarakat dan memberikan pencerahan tentang kondisi umat yang sedang terjadi saat ini.
posted by detrevolt_site @ 6:01:00 PM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
= Det's Profile =

Name: detrevolt_site
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me: This my site...story and my opinion-ideology site...so..if u dont mind..i'm so sorry... Karena saya hanyalah seorang manusia lemah yang masih butuh banyak belajar....
See my complete profile
= Hadith =
"Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat?" (HR al-Bazaar)

= Previous Post =
= Archives =
= Det's Links =
= Det's Friends =