|
Wednesday, June 13, 2007
|
Fenomena Apakah Ini???
|
Fuiih.... bener2 menjengkelkan... Itulah kata pertama yang det keluarkan saat menerjang kerumuman sepeda motor yg melintasi jalan Gubernur Suryo pagi ini. Det sempet kesel. Coz yg mengendarai itu adalah anak2 SMU yang lagi happy-happynya mereka lulus Unas. Tapi akhirnya, kesel det lumayan mereda. *apa yg meredakannya??? det juga binggung, tiba2 aja ilang...* Mereka berbuat demikian adalah suatu kewajaran di mata mereka. Mungkin mereka menganggapnya itu adalah luapan kegembiraan karena udah lolos Unas, yg menurut mereka adalah lubang penderitaan utk bisa meraih masa depan.... *hehehe....terlalu didramatisir kayaknya yaa...*
Pengumuman kelulusan telah dikeluarkan oleh depdiknas. Jumlah siswa yang tidak lulus tahun makin meningkat dibanding tahun lalu. Sebanyak 963 siswa SMA/MA/SMK di Surabaya dinyatakan gagal menembus Ujian Nasional (Unas) 2007.(Surya, 13 Juni 2007).
Fakta diatas amatlah membuat kita pusing. Di sisi lain, kita melihat adanya luapan emosi yang dilakukan oleh siswa-siswa yang telah lulus, yaitu dengan mecoret-coret seragam mereka. Sungguh fenomena yang berlawanan. Di satu sisi kita melihat keterpurukan, lainnya kita melihat pemandangan kegembiraan. Apakah aktivitas yang siswa-siswi lakukan itu, yaitu dengan mencoret-coret seragam mereka, adalah luapan emosi rasa syukur? Ataukah hanya sekedar eksistensi diri remaja? Itu yang harusnya kita perhatikan.
Saat ini, remaja kita makin bersikap individualis. Keegoan mereka telah mengalahkan pikiran mereka untuk bertindak lebih bijak. Hal itu dikarenakan ketidakadanya tujuan hidup dalam diri mereka. Persepsi mereka tentang kehidupan, manusia dan alam sekitar merupakan hal yang paling berpengaruh atas segala aktivitas yang mereka lakukan. Jika mereka berpandangan bahwa hidup ini hanya sekali, dan harus dinikmati, dimana mencapai nilai kebahagiaan diraih dengan materi, maka sikap individualis dan ego akan senantiasa mempimpin diri mereka. Apakah dengan paradigma seperti ini generasi kita akan maju? Saya yakin tidak. Sebagai manusia, merupakan hal yang wajar bila ingin menonjolkan diri (eksistensi diri). Sifat ego telah melekat dalam diri manusia sejak kita dilahirkan. Namun, hal itu menjadi tidak wajar bila dibiarkan tanpa ada batasan. Batasan siapakah yang berhak dijadikan standar?? Hanya Pencipta manusia yang memiliki hak untuk mengatur kehidupan ini. Bila tanpa aturanNya, yang terjadi hanyalah kerusakan dimana-dimana. Dari konvoi dijalanan, yang dirugikan tidak hanya pengendara jalan, tapi pejalan kaki, pedagang pinggir jalan,dsb. Masihkah kita membiarkan remaja kita 'rusak' karena keegoan dan keindividualan mereka yang makin tidak terkendali??
apa bisa negeri ini maju kalo generasi mudanya kayak gini??? Individualis dan egois makin mengakar kuat dalam tubuh mereka....
trus gimana dong caranya???
The one way, and this is the only one.... Ganti sistem saat ini dengan sistem yang benar. Sistem yg berasal dari Allah, Pencipta manusia, yang paham bener apa yang dimiliki manusia beserta potensinya....
Sistem Pendidikan saat ini tidak menanamkan secara kuat aqidah dan tujuan hidup mereka. Wajar klo setelah lulus dari SMU, seperti lepas dari penderitaan. padahal perjuangan mereka masih panjang kan??!!
Udah saatnya mendukung penerapan sistem Islam dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan waktunya lagi menganggap utopis Sistem Islam diterapkan di Indonesia.
SAATNYA KHILAFAH MEMIMPIN DUNIA DENGAN SYARIAH...!!! |
posted by detrevolt_site @ 11:17:00 AM   |
|
|
|
= Det's Profile = |
![]()
Name: detrevolt_site
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me: This my site...story and my opinion-ideology site...so..if u dont mind..i'm so sorry...
Karena saya hanyalah seorang manusia lemah yang masih butuh banyak belajar....
See my complete profile
|
= Hadith = |
|
= Previous Post = |
|
= Archives = |
|
= Det's Links = |
|
= Det's Friends = |
|
|