|
| Thursday, March 22, 2007
|
| Hiks....hiks....nasib kita dipertaruhkan..!!!
|
Wahh...lama nian det gak menghiasi blog. Sebenarnya, ide tulisan udah sering muncul di pikiran. Berhubung jarang mengunjungi warnet, jadi det gak sempet menuangkan ke dalam tulisan. btw, anyway, busway, akhirnya det ada waktu untuk mengungkapkannya saat ini.
Belakangan ini, kabar yang beredar di seputar kampus det banyak banget. Mulai dari naiknya harga kebutuhan pokok, yang berefek ke kerja klinik (lho...apa hubungannya coba??), sampai biaya kuliah yang makin gak terjangkau. Di negeri det sendiri, lagi berlangsung perdebatan para birokrat pemerintah. Tau gak apa yang lagi didebatkan oleh orang-orang perlente itu? Persyaratan capres yang harus memiliki titel S1. Penting gak seh??? Sebenernya, det bingung aja. Hari gini masih mo debatin masalah titel, pangkat ato apalah sejenisnya. Padahal, klo ditilik ma persoalan bangsa yang gak kunjung reda, rasanya gak nyambung banget.
Sejatinya, seorang pemimpin sebuah negeri memang haruslah memiliki kemampuan. Namun, kemampuan di bidang akademis aja gak cukup untuk bisa menguasai permasalahn umat. Belum tentu pendidikan di tingkat perguruan tinggi ada jaminan mampu menyelesaikan persoalan bangsa. Malahan, bisa jadi mereka juga belum tentu bisa nyelesain persoalan individunya. Bukannya det sok nuduh ato sok nyeramahin. Det hanya ngasih gambaran bahwa kurikulum di tingkat sekolah maupun di PT bukan standar baku untuk menjadi seorang pemimpin yang solutif. Pengalaman tentang kehidupan dan kegiatan di masyarakat lah yang lebih banyak memberikan kontribusi pada kedewasaan seseorang.
Bro...sist...nasib kita sedang dipertaruhkan saat ini. Sapa yang mempertaruhkan?? Sistem lingkungan kita hidup yang sedang mempertaruhkan masa depan kita. Selama sistem yang berkembang saat ini, yaitu lebih mengedepankan materi, selama itu pula kita tidak akan pernah dewasa. Kedewasaan seseorang dinilai dari berhasil tidaknya dia menyelesaikan persoalan dirinya dan orang lain. Gak cukup berkutat di perbaikan terhadap individu dan akhlak aja, tapi juga harus mampu sebagai problem solver untuk umat. Melakukan perubahan adalah salah satu jalan. Dari hal itu, secara otomatis, kita akan menjadi pemimpin. Pemimpin bagi dirinya dan pemimpin bagi umat. Nah...sekarang tinggal perubahan yang bagaimana yang mampu menuju pada perbaikan??
Dalam kurikulum pelajaran, hal itu tidak pernah disinggung. Bagaimana seseorang mampu menyelesikan persoalan hidup. Padahal itu adalah masalah dasar bagi manusia. Memahami tujuan hidup, harusnya ditanamkan sejak kita berada di bangku sekolah. Bahkan lebih baik lagi, bila ditanamkan sejak anak2. Nyatanya, anak2 sekarang, malah diajarkan bagaiman membangun daya kreatifitas mereka. Memang, tidak salah. Namun, hal itu amat kurang tepat bagi pertumbuhan untuk masa depan mereka.
Ehmm.....maybe itu dulu prolog dari det. Ntar det ungkapkan lagi, gimana analisa det soal pemimpin yang harus bergelar S1 en persoalan pendidikan tentunya. Karena dua hal itu saling berkaitan.
Oke deh...moga prolog ini, bisa membuka pertanyaan buat antunna untuk berdiskusi ma det. |
posted by detrevolt_site @ 1:34:00 PM   |
|
|
|
|
| = Det's Profile = |
|
![]()
Name: detrevolt_site
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me: This my site...story and my opinion-ideology site...so..if u dont mind..i'm so sorry...
Karena saya hanyalah seorang manusia lemah yang masih butuh banyak belajar....
See my complete profile
|
| = Hadith = |
|
|
| = Previous Post = |
|
| = Archives = |
|
| = Det's Links = |
|
| = Det's Friends = |
|
|
