= Det's Time =
= Pesen Kamu =
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
= Cari Info =
= Where are You? =
= Det's Visitors =
= Det's Banner =
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Select All -> copy -> Paste it on sidebar
=Welcome to Our Guess=
*
*
= Country Visitors =
= Template by =

Free Blogger Templates
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
BLOGGER

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Saturday, December 29, 2007
Perempuan Berpolitik, apa harus di parlemen??
SEBAGAI bagian dari masyarakat, perempuan sudah saatnya menentukan arah politik di tanah airnya sendiri. Kaum itu jangan hanya selalu mengikuti arah kebijakan pemerintah tanpa ada sikap kritis dalam mengawal aturan yang ada. Menyikapinya, tentu dengan gerakan yang lebih sistematis dan strategis. Ketua Gerakan Muslimah Indonesia, Hj Irena Handono mengatakan, perempuan tak harus berpartai politik, tapi wajib menentukan sistem politik. Irena juga mengkritik model politik perempuan atau gender yang kerap digaungkan oleh banyak politisi perempuan. “Saya orang nonpolitik, tapi selalu melakukan gerakan poltik untuk perubahan pemikiran kaum muslimah di Indonesia. Sebab, bagi saya yang terpenting adalah bentuk perjuangan kita,” ujarnya.

Langkah strategis politik perempuan, bukan dengan adanya pembagian quota gender di seluruh struktur legislatif, eksekutif dan yudikatif. Pemegang kekuasaan kita hari ini tidak punya komitmen politik untuk pencerdasan dan pencerahan. Hadirnya tokoh-tokoh muslim dalam struktur kekuasaan, juga tidak membawa perubahan, semisal Hamzah Haz yang dulu yang jadi wapres, Gus Dur jadi presiden, tapi tak ada yang signifikan berubah di Indonesia. Perjuangan kuota 30% suara perempuan di Parlemen hanyalah akan menyibukkan kita untuk bisa mengatasi persoalan perempuan sendiri.
Bagi muslimah, harusnya kita mampu membuat kekuatan semacam people power, dengan mengintensifkan dakwah dan gerakan kultural, yang menanamkan nilai syariat Islam. Tanpa harus berparpol, perempuan juga bisa berpikir politis serta strategis. {Sumber : http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=33457}

Mengapa saat ini perjuangan kuota 30% begitu hebohnya? Mereka yang memperjuangkan suara perempuan di parlemen menganggap, persoalan perempuan hanya akan bisa dituntaskan jika ada perwakilan perempuan di sana, sehingga nantinya para wakil tersebut mampu membuat aturan untuk membela hak-hak perempuan. Ide genderpun semakin mengakar kuat pada jiwa-jiwa muslimah.
Harusnya, bila ingin persoalan perempuan diselesaikan lewat jalur parlemen, kita harus memahami terlebih dulu makna politik. Pengertian politik di kalangan ummat perlu diluruskan, jika parpol sesuai dengan manhaj Rasulullah SAW why not??? karena perjuangan untuk mencerdaskan perempuan akan “politik Islam” immposible jika bersifat individual.
Dalam ISLAMpun, terdapat kewajiban dan hak antara pria dan wanita. Pria dan wanita sama-sama ciptaan ALLAH. Hanya yang membedakannya ketakwaan padaNYA. Pria memang punya kelebihan yang tidak dimiliki wanita, maka dalam pemberian “jobs” masing-masing pun berbeda. Dan kiprah wanita masa kinipun bukan dilihat dari dominasi dalam pemerintahan legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Karena berpikir politik itu bisa kok dilakukan semua orang, termasuk wanita.

Adalah sah saja bagi wanita berpolitik selama dia tidak melupakan atau melalaikan tugas utamanya yaitu sebagai Ummu dan Rabbatul Bait. Dan Det kira justru disanalah tugas utuma politik perempuan sebab ketika dia menjadi Ummu dia mendidik anaknya untuk menjadi orang yang Arif dan Faqih dalam berbagai bidang sehingga menjadi seorang Ulama. Sebagai Rabbatul Bait dimana seorang perempuan membuat kondisi yang kondusif bagi keluarganya untuk mendidik mental/kejiwaan dan pemikiran anak-anaknya.
Maka, wahai para wanita jangan merasa terkungkung dengan masalah begituan. tapi ubahlah paradigma-mu sesuai koridor ISLAM. Kelak akan kau temukan jawabannya. Tapi sayang, perempuan sekarang cenderung hanya menganggap politik ketika memegang jabatan legislatif ato eksekutif. Akhirnya dengan bangga unjuk kebolehan menjadi perempuan yang katanya “terberdayakan”. Bangga ketika jadi menteri pemberdayaan perempuan, jadi utusan WHO, bangga jadi kaki tangan asing untuk mempropagandakan kebebasan perempuan, bahkan bangga melepaskan syariat ISLAM. Naudzu billah.
Tapi…, tidak pernah bangga menjadi penyeru di jalan Islam, tidak pernah bangga menjadi muslimah yang berjuang dan berpolitik Islam. Apakah kebanggan itu karena gak ada visualisasinya? ataukah karena kita enggan karena gak ada iming-iming materi? Bersihkan semua dari tendensi semu. Satukan langkah. Lakukan amar ma’ruf nahi mungkar. PERANGI ide-ide pemberdayaan perempuan yang hendak menohok Islam. BALASANnya adalah syurga. Kita satukan langkah...

Perempuan berpolitik merupakan bagian dari kewajiban syara’, dengan menyeru perempuan untuk berkiprah dalam perpolitikan dengan paradigma ideologi Islam. Salah satu penyebab terpuruknya umat ini, karena mereka BUTA POLITIK ISLAM, sehingga umat selalu dipolitiki. Oleh karena itu, umat harus tau politik yang tentunya adalah POLITIK Islam yakni yang selalu peka memperhatikan persoalan dan kemaslahatan masyarakat, BUKAN perebutan kekuasaan dengan menduduki kursi legislatif untuk membuat aturan. ATURAN yang HAQ hanyalah milik Allah semata. Allahu Akbar 3x

Perempuan yang politikus…. dambaan masyarakat!!
Women in politic….HARUS!!

Labels:

posted by detrevolt_site @ 10:24:00 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
= Det's Profile =

Name: detrevolt_site
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me: This my site...story and my opinion-ideology site...so..if u dont mind..i'm so sorry... Karena saya hanyalah seorang manusia lemah yang masih butuh banyak belajar....
See my complete profile
= Hadith =
"Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat?" (HR al-Bazaar)

= Previous Post =
= Archives =
= Det's Links =
= Det's Friends =