= Det's Time =
= Pesen Kamu =
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
= Cari Info =
= Where are You? =
= Det's Visitors =
= Det's Banner =
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Select All -> copy -> Paste it on sidebar
=Welcome to Our Guess=
*
*
= Country Visitors =
= Template by =

Free Blogger Templates
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
BLOGGER

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Wednesday, October 24, 2007
BISAKAH PENDIDIKAN KITA OPTIMAL??
Setelah mendengar bahwa wakil rakyat kita telah memutuskan bahwa dana untuk pendidikan telah dialokasikan di APBN 2007 hanya sebesar 11,9%(Jawa Pos, 21 Oktober 2007), Det jadi miris. Begitu ironisnya kondisi ini. Wakil rakyat sedang mengalami 'euphoria' karena berbagai tunjangan disetujui dalam APBN. Bahkan seragam merekapun dianggarkan. Lain halnya dengan pendidikan.

Padahal, pendidikan adalah hal utama yang harusnya menjadi perhatian pemerintah kita. Peningkatan kualitas SDM negeri ini haruslah menjadi fokus utama. Namun, dengan anggaran yang hanya 11,9% dari APBN bisakah kita optimal?
Bagaimana proses belajar mengajar dapat berjalan lancar jika sarana dan prasarana kurang memadai?
Belum lagi kelangsungan pendidikan anak cucu kita yang berada di daerah terpencil. Pastilah mereka kurang mendapat perhatian dari pusat.

Sistem di negeri ini memang telah salah sejak awal. Kecarut-marutan yang terjadi saat ini, tidak lain karena kesalahan sistem.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa Indonesia sedang menjalankan sistem Kapitalis-sekuleris. Demokrasi yang menjadi jargon utamanya, terbukti amat menyengsarakan rakyat. Sistem itu hanya sebagai kamuflase untuk menutupi keserakahan para pemilik modal.

Kepentingan rakyat, yang amat butuh pengoptimalan pendidikan, menjadi terabaikan.
Bagaimana negeri ini bisa maju, jika SDM dan peningkatan kualitasnya tidak menjadi fokus utama pemerintah?
Akankah Indonesia bisa mengungguli negara-negara lain dalam segi SDM, jika anggaran untuk pendidikan saja masih sangat minim?
Det yakin tidak akan bisa, selama sistem yang digunakan adalah kapitalis-sekuleris seperti saat ini.

Det makin pusing aja....apalagi di klinik tuh...
Kayaknya anggaran 11,9% gak bakal cukup buat nutupin biaya klinik yang selangit itu....

Lanjutannya...
posted by detrevolt_site @ 3:11:00 PM   0 comments
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Monday, October 22, 2007
Mari Jadikan ISLAM Mengancam..!!!
Sobat, mari kita jadikan Islam yang mengancam eksistensi ideologi dan pendukung Kapitalisme-Sekularisme, juga Sosialisme-Komunisme. Islam, sebagai ideologi punya kemampuan untuk itu. Buktikan saja.

Islam bukan sekadar ritual

Bro, ketika Islam hanya sekadar dipahami sebagai ibadah ritual belaka, paling nggak ada beberapa akibat or dampak yang bisa dirasakan faktanya:

Pertama, hilang kekuatannya. Yup, Islam jadi hilang kekuatannya. Karena apa? Karena kita hanya memahami Islam sebagai ibadah ritual belaka. Cuma ngurusin soal akhirat. Maka, dalam kurikulum di sekolah aja, perasaan dari dulu pelajaran agama cuma 2 jam pelajaran dalam seminggu. Jadi wajar aja kalo materi yang dibahas juga hanya seputar akidah, fikih (itupun sebatas sholat, puasa, zakat, haji, dan paling banter munakahat alias pernikahan), ditambah pelajaran sedikit tentang ilmu waris dam ngurus jenazah. Padahal, Islam tuh luas banget bahasannya. Nggak sekadar ngomongin surga-neraka aja. Dunia juga diperhatikan, Bro.

Guys, udah kebayang kan gimana jadinya kalo Islam cuma kita pahami sebagai ritual belaka. Kita anggap Islam cuma identik dengan masjid dan mushola aja. Jangan sampe deh orang memahami kaum Muslimin adalah baju koko, peci, jilbab, kerudung, dan sarung aja. Sehingga aneh kalo ada kaum Muslimin yang kerja di kantoran umum dan pandai ngomongin Islam. Itu nggak aneh bin ajaib. Justru yang aneh adalah ketika kaum Muslimin memahami bahwa Islam hanya boleh dibicarakan di masjid dan oleh mereka yang santri. Aduh, jangan sampe punya pikiran begitu terus.

Islam tuh kuat, jika dipahami sebagai ideologi. Islam tuh keren kalo kita menerapkannya sebagai akidah akliyah juga. Musuh-musuh Islam bakalan seneng kalo kita cuma mikirin akhirat mulu, karena merasa nggak bakalan ada yang ngusik kehidupan rusak mereka. Justru kalo Islam dipahami sebagai ideologi, musuh-musuh Islam bakalan mikir seribu kali (atau malah nggak berani?) untuk melawan Islam. Tapi, kalo kitanya cuma betah ngendon di masjid, sarungan mulu, dan menghindarkan diri dari politik (akidah siyasiyah), maka musuh-musuh Islam senang banget. Dan inilah kekalahan kita, karena Islam jadi hilang kekuatannya.

Kedua, turun derajat. Bukan ngeledekin atawa ngetawain. Memang kalo kita memahami Islam sebagai ibadah ritual aja, itu udah menurunkan level kita ke derajat yang rendah. Lihat aja, sekarang yang maksiat banyak banget. Mengapa kaum Muslimin banyak yang maksiat? Karena mereka barangkali (dan sangat boleh jadi) memahami bahwa Islam nggak punya aturan yang tegas untuk masalah dunia. Apalagi mereka ngelihat dalam sistem sekarang (Kapitalisme-Sekularisme) justru diberikan kebebasan orang berbuat apa saja asalkan nggak ngerugikan orang lain. Tapi, kalo pun ngerugiin orang lain, hukumannya nggak tegas, bisa dibeli dengan uang.

Akhirnya, para pencuri ayam tetep jalan, yang korupsi juga anteng aja. Abisnya, kalo pun ketahuan, hukum bisa dibeli dengan uang. Andai saja kebetulan tetep dihukum, hukumannya nggak sebanding banget dengan kejahatannya. Membunuh misalnya, cuma diganjar hukuman penjara (jumlah tahunnya tergantung model pembunuhannya). Itu sih nggak bikin kapok, apalagi meski dipenjara tetap bisa makan dan minum dengan gratis dan mungkin melihat televisi dan ‘nyari ilmu’ tambahan dari tayangan Brutal, Sergap, Buser, TKP, SIDIK dsb. Jadi jelas banget, ini menurunkan manusia (termasuk di dalamnya kaum muslimin) ke level yang rendah banget. Ancur bin amburadul!

Nah, berawal dari menganggap bahwa Islam cuma ngatur urusan akhirat dan sekadar ibadah ritual aja, ditambah dengan memahami bahwa Islam nggak bisa ngatur kehidupan dunia, maka mudah bagi manusia yang lemah iman untuk berbuat sesukanya dalam hidup ini. Padahal, ia sudah diberi akal untuk memahami kehidupan ini. Sudah dibimbing pula dengan al-Quran sebagai pedoman hidupnya. Seharusnya sih lebih beradab. Lebih tinggi derajatnya.

Ketiga, kaum muslimin menjadi tak berdaya. Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang suatu masa, dalam waktu dekat, ketika bangsa-bangsa (musuh-musuh Islam) bersatu-padu mengalahkan (memperebutkan) kalian. Mereka seperti gerombolan orang rakus yang berkerumun untuk berebut hidangan makanan yang ada di sekitar mereka”. Salah seorang shahabat bertanya: “Apakah karena kami (kaum Muslimin) ketika itu sedikit?” Rasulullah menjawab: “Tidak! Bahkan kalian waktu itu sangat banyak jumlahnya. Tetapi kalian bagaikan buih di atas lautan (yang terombang-ambing). (Ketika itu) Allah telah mencabut rasa takut kepadamu dari hati musuh-musuh kalian, dan Allah telah menancapkan di dalam hati kalian ‘wahn’”. Seorang sahabat Rasulullah bertanya: “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan ‘wahn’ itu?” Dijawab oleh Rasulullah saw.: “Cinta kepada dunia dan takut (benci) kepada mati.” (at-Tarikh al-Kabir, Imam Bukhari)

Sekarang udah terbukti, jumlah kaum Muslimin ini sebenarnya banyak di seluruh dunia. But, kita terpecah belah dan bahkan takut untuk berjuang. Sebagian dari kita cukup hanya merasa bahwa Islam menyejukkan bagi pribadi masing-masing. Bersamaan dengan itu, kaum Muslimin ogah berjuang membela dan menyebarkan Islam karena takut kematian. Padahal, kaum Muslimin wajib memahami Islam sebagai agama yang harus disebarkan kepada seluruh umat manusia. Dan seharusnya tergerak pula untuk berusaha memperjuangkan Islam sampai titik darah yang penghabisan.

Itu sebabnya, kalo dipahami bahwa Islam bukan hanya akidah ruhiyah, tapi sekaligus akidah siyasiyah, maka akan ada semangat dan keinginan untuk menyebarkan lagi akidah Islam ini ke seluruh penjuru dunia. Karena sudah memahami bahwa satu-satunya agama yang mampu menyelesaikan berbagai problem kehidupan adalah Islam. Tentu karena Islam mengatur kehidupan dunia dan juga akhirat dalam satu paket.

Tapi, kalo hanya merasa bahwa Islam tuh akidah ruhiyah saja, jadinya kaum Muslimin merasa terpisah dari kehidupan dunia. Akibatnya, untuk urusan akhirat diserahkan aja deh ke ustadz, kalo untuk berdoa bagiannya ulama aja. Jadi, bagi-bagi tugas gitu. Urusan akhirat ulama, dan urusan dunia ya pejabat negara dan masyarakat. Udah deh, makin lemah dan nggak berdaya aja umat ini. Kehilangan tajinya. Ngampleh alias ngejoprak aja kerjaannya. Punya potensi yang besar, tapi nggak digunakan dengan baik dan kalo pun digunakan tapi keliru. Islam ini hebat sebagai sebuah ideologi, tapi cuma dipahami sebatas akidah ruhiyah aja. Kalo gitu, apa bedanya dengan sekularisme. Tul nggak?

Pahami Islam sebagai ideologi
Sobat, jangan lagi kita menganggap bahwa Islam cuma ngurus soal akhirat aja. Islam lihai juga lho ngurus dunia. Tapi dengan catatan, yakni kalo Islam diterapkan sebagai ideologi negara. Jadi, mulai sekarang biasakan untuk memahami Islam sebagai ideologi. Oke?

Sekadar menekankan aja nih, bahwa nggak ada keraguan kalo akidah Islam tuh menjelaskan bahwa sebelum ada kehidupan dunia ini ada Allah Sang Pencipta manusia, alam semesta, dan kehidupan; bahwa Allah Pencipta manusia telah menurunkan aturan-aturanNya ke dunia ini untuk mengatur kehidupan manusia; dan bahwa manusia akan menuju alam akhirat dengan dimasukkan ke dalam surga atau neraka—begantung pada terikat-tidaknya dirinya dengan aturan-aturanNya. Itulah realitas akidah Islam yang harus diyakini oleh setiap Muslim.

Karena itu, agama Islam tidak boleh dipisahkan dari kehidupan. Seorang Muslim diperintahkan untuk menaati Allah Swt. di rumah, di pasar, di mal, di kendaraan, di kantor, di sekolah, di masjid, di ruang pertemuan, di mess, di hotel, dan di setiap tempat. Demikian juga ketika makan, minum, berpakaian, berakhlak, beribadah, dan berbagai muamalah.

Sobat muda muslim, Islam adalah agama yang nggak bisa diceraikan dari politik (baca: negara). Itu sebabnya, Imam al-Ghazali berkata: “Karena itu, dikatakanlah bahwa agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Dikatakan pula bahwa agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang lenyap.” (Dalam kitabnya, al-Iqtishad fil I’tiqad hlm. 199)

Dengan kenyataan seperti ini, tentunya kita berharap banget nih kaum Muslimin (khususnya remaja) segera nyadar. Kita ini hebat, tapi karena kita kebanyakan nggak memahami Islam sebagai ideologi, cuma tahu Islam tuh ngurus ibadah ritual belaka, maka akibatnya kita jadi lemah, tak berdaya, hilang kekuatannya, dan tumbuh subur kemaksiatan dalam kehidupan kita. Kondisi ini bikin musuh-musuh Islam seneng ati karena Islam nggak bikin mereka merasa terancam.
Nah mulai sekarang, kuatkan pemahaman Islam sebagai ideologi. Biar lebih mantep mengenal dan meyakini Islam. Setuju kan??
[solihin: sholihin@gmx.net]

Labels:


Lanjutannya...
posted by detrevolt_site @ 11:04:00 AM   0 comments
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Friday, October 12, 2007
Alhamdulillah...Happy IED!!!



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)


Alhamdulillah...
The joy has come today...
Idul Fitri seakan jadi tamu yang dinantikan, khususnya kaum muslimin... Tapi terjadi perbedaan dalam 1 syawal (ugh...kenapa juga mesti berbeda sih?? inilah hasil dari cengkeraman Kapitalis Global!!!)

Det dapat banyak kiriman sms dari sobat Det *ciee...sok jadi artis sehari...
Tapi dari sekian kiriman, cuma 1 sms yang lumayan menggelitik Det...coz gak seperti sms lainnya...


Ini isinya:
"Idul Fitri hari kemenangan?! hari kembali fitri?! Yang benar saja!! Bagaimana mungkin umat ini merasa menang dan membual bahwa mereka telah kembali suci padahal dari luar, kuasa Kapitalisme masih mengukung dan nafsu masih berkuasa dalam diri?!! Back to Fitri= Back to Syari'ah...Dan pada hari itu, bergembiralah kaum mukmin (akan kemenangan mereka) berkat pertolongan Allah; Dia Menolong siapa saja yang dikehendakiNya, Dia Maha Aziz lagi Maha Rahim..."

Tuh...beda kan?! Sms itu juga yang bikin Det tambah mikir...
Iya juga tuh...
Di luar sana masih banyak kaum muslim yang menderita karena kekejaman Kapitalis yang sekarang makin memporakporandakan negeri-negeri muslim, karena mereka udah mulai merasakan persatuan kaum muslim yang dahsyat saat Konferensi Khilafah lalu....
Buktinya...yaa seperti penetapan 1 Syawal aja...padahal semestinya, kita merayakan lebaran bersamaan. Gak cuman di Indonesia aja, tapi seluruh kaum muslim di dunia, harusnya punya 1 Syawal yang sama, lah wong bulannya cuma 1, bumi tempat berpijak juga cuma 1, Allah sebagai Tuhan dalam keyakinannya juga cuma 1, Rasulnya cuma 1, apalagi pedoman hidupnya-Al Qur'an- juga cuma 1....apanya yang berbeda???

Inilah perpecahan yang gak dirasakan oleh kaum muslimin sendiri...
Kebutuhan akan Khilafah memang adalah hal yang paling urgent!! Maka dari itu, kalo kita ngakunya muslim, harus setuju dong ma penegakan Khilafah en penerapan Syari'ah!!!

Meski banyak orang yang menganjurkan bahwa kita tidak seharusnya membesar-besarkan perbedaan, sebaiknya kita saling bertoleransi antar golongan...blaa...blaa...blaa

Ini nih...yang menjadikan kita mental tempe, alias gak punya keyakinan kalo kita bisa bersatu!!!
Penetapan 1 Ramadhan dan penetapan 1 Syawal harusnya sama-sama dilalui oleh semua kaum muslim di seluruh penjuru dunia, tanpa kecuali...

So...di hari yang fitri ini, gak hanya mensucikan hati setelah kita berjuang sebulan penuh... Udah gak saatnya kita membersihkan HATI...
HATI akan menjadi bersih, jika pikiran bersih. Pikiran akan bersih jika kita punya aqidah yang benar...Menjadikan ISLAM sebagai Kaidah berpikir dan Kepemimpinan dalam berpikir, akan membuat kehidupan kita menjadi FITRI...
Back to FITRI= Back to Syari'ah dan Khilafah harusnya udah jadi hal yang URGENT utk kita perjuangkan!!!

TAQABBAL ALLAAHU MINNA WAMINKUM, TAQABBAL YAA KARIIM
SHIYAMANNA WA SHIYAMAKUM..WA KULLU 'AM[IN] WA ANTUM FI KHAYR[IN]

LET'S FIGHT FOR ISLAM..!!!
LET'S BRING ISLAM TO BE THE GLOBAL CAPITALISM EXTINGUISHER...!!!

-------------------------------------------
Peduliku lenyap, kadang ia hambur bersama emosi
Sayangku tabu, kadang ia pudar karena nafsu
Mungkin satu yang ada dan hadir dalam pejam juga nyalang...
yakni khawatirku tak mendapat maafmu, kawan...
Bantu jalanku, bantu kemudahanku di Mahsyar dgn kesediaanmu memaafkanku..^_*

Lanjutannya...
posted by detrevolt_site @ 6:06:00 AM   0 comments
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Wednesday, October 10, 2007
Mau sehat kok Mahal??? Tanya Kenapa?!
Beberapa waktu yang lalu, Det dapet tugas utk menganalisa headline sebuah media. Det ambil topik Indonesia sehat...
Alasannya, bidang Det gak jauh dari situ, selain itu juga ada opini yang mo Det berikan ke pembaca...Okey, simak aja yaa...

Resume Koran Jawapos, 27 September 2007

Kebijakan Menteri Kesehatan dalam penyeragaman tarif RSUD tidak kunjung terlaksana. Disinyalir sebagai salah satu penghambatnya adalah perda yang mengatur tarif rumah sakit. Sistem otonomi daerah yang sedang digalakkan oleh departemen dalam negeri sebagai faktor penghambat untuk penyeragaman tarif rumah sakit daerah. Dalam data yang ada, Menteri Kesehatan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No.989/Menkes/SK/IX/2007 tentang pemberlakuan Sistem Standar Baku Biaya Rumah Sakit Pemerintah, sejak 3 September lalu. SK yang hanya mengatur tairf kelas III itu belum berjalan, karena RSUD masih mengacu pada perda.
Isi dari Perda yang dibuat ketika diterapkan otonomi daerah, amat tidak sinkron dengan sistem harga paket yang ditetapkan untuk pelayanan kelas III RSUD. Padahal tujuan dari rencana penyeragaman tarif rumah sakit itu adalah utnuk membantu masyarakat agar tidak lagi dibohongi dengan harga obat-obatan dan tarif kamar yang melambung. Dengan sistem yang dibuat oleh Menteri kesehatan tentang penyeragaman tarif rumah sakit ini, harga obat, operasi, visite dokter, dan laboratorium bisa seragam. Bila harganya standar, masyarakat tahu berapa harus membayar. Namun, karena adanya ketidaksinkronan antara SK Menteri Kesehatan dengan perda, maka penyeragaman tarif rumah sakit daerah belum bisa terlaksana.
Dalam artikel di Radar Banten, juga mengatakan hal yang serupa, bahwa tarif RSUD tidak mungkin untuk diseragamkan. Alasannya, penetapan tarif di tiap-tiap RSUD berdasarkan beberapa aspek, diantaranya kemampuan masyarakat, inflasi, daya beli, dan sebagainya. Kemampuan masyarakat di daerah yang satu tentunya berlainan dengan masyarakat daerah lain.

Analisa Det

Dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan kewenangan untuk daerah otonom (daerah Kabupaten dan Kota) untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 itu, pemerintah telah mengeluarkan PP No. 25 tahun 2000. Pada pasal 2 dari PP ini mengatur tugas dan wewenang desentralisasi bidang kesehatan pada daerah provinsi sebagai daerah otonom. Selanjutnya, Surat Edaran (SE) Menkes No. 1107.Menkes/E/VII/2000 mengatur tugas dan wewenang dekonsentrasi bidang kesehatan pada daerah provinsi sebagai wilayah administratif dan daerah Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom.
Permasalahannya adalah untuk menuju Indonesia sehat 2010, antara departemen Dalam Negeri selaku penetapan kebijakan dari otonomi daerah dengan departemen Kesehatan selaku pemberi kebijakan di bidang kesehatan tidak mampu berjalan seiringan. Padahal, dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dengan peningkatan kesehatan pada tahun 2010 nanti, diharapkan semua bidang saling bekerja sama. Upaya pemerintah dalam desentralisasi kesehatan amatlah berdampak negatif bagi masyarakat. Selama ini, pihak pelaksana pembangunan kesehatan di daerah (dinkes Kabupaten/Kota) sudah terbiasa dengan kebijakan yang digariskan secara top-down. Sementara itu, mereka tidak terbiasa menyusun program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat setempat. Di sisi lain, masyarakat sebagai objek pembangunan, dengan adanya desentralisasi kesehatan ini, akan turut serta menentukan apa yang menurut mereka baik sesuai untuk dilakukan. Hal ini tidaklah mudah, tidak saja karena selama ini masyarakat jarang dilibatkan dalam setiap program pembangunan, tetapi juga adanya rasa kecewa yang dialami masyarakat terkait meningkatnya biaya kesehatan. Peningkatan biaya kesehatan itu tidak dibarengi dengan keoptimalan dari pelayanan kesehatan. (tempointeraktif, 23 Februari 2004).
Telah jelas sekali, bahwa untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 seluruh departemen di pemerintahan seharusnya bekerjasama dan saling mensinkronkan segala kebijakannya. Bila Menteri Kesehatan menginginkan penyeragaman tarif demi membantu masyarakat, upaya ini juga harus didukung oleh departemen dalam negeri. Yakni dengan menghapus perda tentang otonomi daerah yang amat bertentangan dengan kesejahteraan masyarakat. Begitu juga dengan departemen ekonomi, departemen tenaga kerja maupun departemen yang lainnya.
Untuk melibatkan masyarakat dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010, dibutuhkan adanya perbaikan dari ekonomi masyarakat. Berbagai harga kebutuhan pokok harusnya juga seimbang dengan kebutuhan hidup mereka. Pendistribusian hasil SDA Indonesia dan berbagai macam pemasukan harusnya bisa merata di setiap daerah. Pendistribusian itulah yang seharusnya menjadi perhatian utama Pemerintah saat ini, bukannya upaya ekspor-impor dan bantuan luar negeri yang mampu menjerat kita. Ketergantungan kita pada asing harus mampu kita hapuskan. Menumbuhkan kepercayaan diri untuk mampu mengelola sendiri SDA dalam negeri harus terwujud demi kesejahteraan rakyat. Sama halnya dengan ekonomi, dalam bidang tenaga kerja harusnya pemerintah membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
Semua itu hanya akan terwujud jika pemerintah kita bisa menerapkan sistem sentralisasi pemerintahan. Upaya otonomi daerah hanya akan memperburuk kondisi masyarakat, yang artinya adalah melepaskan tanggung jawab pemerintah pusat untuk mengurusi kepentingan masyarakat. Dalam otonomi daerah, pemerintah pusat tidak ikut campur pengurusan segala keperluan yang ada daerah, termasuk pemasukan ekonomi maupun kebijakan yang dibuat untuk masyarakat.
Penyeragaman tarif RSUD akan bisa terlaksana jika perda dalam otonomi daerah dihapuskan. Paradigma untuk desentralisasi kesehatan juga harus bisa dihilangkan. Karena untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 seluruh departemen dalam pemerintahan saling bekerjasama dan mengaturnya dengan sistem sentralisasi. Pemerintah pusat sebagai pemegang kebijakan juga harus mampu turun ke bawah (turba) untuk melihat persoalan yang terjadi di masyarakat. Dengan sistem yang kita terpakan saat ini, amatlah mustahil hal diatas akan terwujud. Sistem Kapitalis-sekuleris yang sedang diterapkan pemerintah saat ini amat mendukung terjadinya kesenjangan, kemiskinan dan berbagai krisis di negeri ini. Krisis multidimensi yang sedang kita hadapai sekarang hanya akan mampu terselesaikan dengan menggunakan sistem sentralisasi yang kuat. Sistem tersebut pernah diterapkan selama 13 abad di hampir 2/3 wilayah dunia. Sistem yang pernah memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dari berbagai etnis, suku, dan agama. Itulah sistem Islam, yang memberikan kemajuan di segala bidang jika mampu diterapkan, tak terkecuali di Indonesia. Jadi, jika ingin mewujudkan Indonesia sehat 2010, pemerintah harus menerapkan sistem Islam dalam berbagai bidang kehidupan, tidak hanya di bidang kesehatan saja.
------------------------------------------------------------------
Diatas adalah opini dari sudut pandang Det.
Analisanya tentu juga dari sisi Det...
Det seneng banget kalo ada yang mo ngasih tanggapan ato sanggahan....

Labels:


Lanjutannya...
posted by detrevolt_site @ 1:43:00 PM   0 comments
Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket
Thursday, October 04, 2007
Ngisi jam kosong......
Agaknya akhir-akhir ini, Det sering badmood....
Sepertinya Det kehilangan rasa pantang menyerah yang selama ini Det miliki. Ughh...sebel banget rasanya...gara-gara itu, hampir semua jadwal en agenda Det molor gak karuan termasuk amanah dakwah....
Bener-bener bikin stress.....>_<....
belum lagi, beberapa hari yang lalu, Det kena omelan bonyok karena studi Det molor....
huuaaaa.....>_<....

But...anyway....that problem udah mulai bisa berkurang....Berangsur-angsur Det mulai berusaha lagi....
Memang, jalan yang Det pilih mengharuskan det utk lebih banyak berkorban....
Berkorban waktu, tenaga, pikiran, uang bahkan bisa jadi nyawa Det jadi taruhannya....

Sekarang...
Det kudu bisa fokus ke aktivitas yang mo dijalani...
Fokuskan tujuan semula tuk bergerak....
Obsesi terbesar Det...bisa menaklukkan kampus yang penuh dengan warna Kapitalis ini...mewarnai dengan Islam....
Biar jadi dentis yang gak hanya ahli di bidangnya, tapi mampu memperkuat jadi tenaga-tenaga saat daulah berdiri nanti....
Mengubah mental tempe yang ada di mahasiswa FKG untuk jadi the leader.....

Oke...segitu aja blogwalkingnya...
Det kudu balik utk presensi...
maklum....gak ada pasien jadi..jamnya kosong mlompong....hehehe..^_^...

Lanjutannya...
posted by detrevolt_site @ 11:10:00 AM   0 comments
= Det's Profile =

Name: detrevolt_site
Home: Surabaya, East Java, Indonesia
About Me: This my site...story and my opinion-ideology site...so..if u dont mind..i'm so sorry... Karena saya hanyalah seorang manusia lemah yang masih butuh banyak belajar....
See my complete profile
= Hadith =
"Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barangsiapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuk dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat?" (HR al-Bazaar)

= Previous Post =
= Archives =
= Det's Links =
= Det's Friends =